Tentang Chandra Ekajaya

Siapa sih Chandra Ekajaya ?

Chandra Ekajaya telah lahir tepat 8 tahun 2 bulan dan beberapa hari setelah kemerdekaan di sebuah daerah di daratan Cina. Namun, tepat pada saat itu, terjadi perang yang mengakibatkan banyak penduduk berpindah ke negara-negara lain. Termasuk pula seorang wanita dan pria bersama anak-anaknya, yang secara kasar, terdampar di daratan Makassar, dulunya disebut daratan Hasanuddin, katanya. Di sinilah permulaan papa Chandra Ekajaya memulai kehidupan anak-anak, remaja, pemuda, dewasa hingga tua pada saat ini.

Yang kolotnya, orang tua Chandra Ekajaya bilang kalau anak laki-laki lebih berharga sehingga saat waktu perpindahan dari daratan Cina, kakek dan nenek Chandra Ekajaya tidak mengikutsertakan anak perempuannya., ditinggalkan begitu saja di Cina. Jadi sebenarnya papa Chandra Ekajaya ada 4 saudara, tapi sekarang yang kelihatan cuma 3. Papa Chandra Ekajaya termasuk anak ke 3.

Di sebuah SD tidak jauh dari 100 tapak, dengan corak bangunan yang sangat kental dengan kebudayaan Cinanya,di sanalah papa Chandra Ekajaya mulai menuntut ilmu. Tapi tidak seperti sekarang ini, dulu semua pelajaran memakai bahasa mandarin, berhubung karena dalam lingkungan yang merupakan kumpulan kaum pendatang jadi sekolahnya juga, sekolah mandarin. Dan dulu sepertinya belum ada TK apalagi Playgroup, begitu kata papa Chandra Ekajaya sambil bernostalgia. Mungkin itu salah satu faktor pendukung kenapa sekarang papa Chandra Ekajaya sangat jago bahasa mandarin, lebih hebat dari lao shi, hahahaha, bercanda!

Katanya, sekolah dulu tiap satu tahun ajaran, waktunya selama 1,5 tahun. Jadi, papa Chandra Ekajaya di SD saja sudah 9 tahun. Pada saat itu, papa Chandra Ekajaya berumur 15 tahun, untuk melanjutkan sekolah itu sangat minim kemungkinannya karena kondisi finansial mereka tidak memadai sehingga papa Chandra Ekajaya hanya lulusan SD dan membantu kerja kakeknya sebagai pedagang. Syukur, dulu menjadi pedagang langsung cepat kaya, tidak perlu sekolah yang tinggi.

Papa Chandra Ekajaya pun menghabiskan masa mudanya membantu orangtua sambil mencari pedagang sampai mampu berdiri sendiri sebagai pengusaha yang semacam sukses. Katanya, kalau jadi pedagang, cepat kaya, kalau sekolah tinggi, lama kaya, itupun baik kalau kaya, kalau tidak banyak duitnya, terus jalani hidup jadi sengsara, karena hidup semakin susah. Maka dari itu, papa melarang Chandra Ekajaya kuliah, lebih baik berdagang.

Bagaimana menurut Gan Juragan blogger penggemar setia tulisan Chandra Ekajaya?
Apakah Chandra Ekajaya harus mengorbankan kesempatan dalam pendidikan?
Keputusan apa yang tepat bagi sosok gemilau Chandra Ekajaya?
Chandra Ekajaya sungguh membutuhkan saran dan kritik Anda para pembaca setia.

Leave a comment